(Foto: thinkstock)
Jakarta, Untuk pasangan yang telah menikah, berhubungan seks sebaiknya memang dilakukan dua kali sehari. Semakin lama sperma tertahan di saluran reproduksi akan meningkatkan kemungkinannya menjadi rusak dan menurunkan kualitasnya.
Dokter dari Soroka University dan Ben-Gurion University menguji 7.200 sampel air mani untuk mengetahui volume air mani, konsentrasi dan bentuk sperma, serta persentase dan jumlah total sperma yang aktif bergerak.
Sampel dari sekitar 6.000 laki-laki ini sebenarnya diteliti untuk mengetahui tingkat kesuburan pria yang menahan diri tidak berhubungan seks selama dua minggu.
Lebih dari 4.500 sampel memiliki jumlah sperma normal, sementara sisanya dikategorikan buruk terhitung dari tahap ringan, sedang hingga parah. Para peneliti menemukan bahwa ketika volume air mani meningkat karena 11 sampai 14 hari tidak berhubungan seks, bentuk sperma makin memburuk secara bertahap.
Sampel dari pria dengan jumlah sperma yang buruk mulai menurun kualitasnya pada hari kedua dan seterusnya, hingga mencapai titik rendah setelah hari keenam dan semakin memburuk.
"Volume air mani secara signifikan berkorelasi dengan lamanya tidak berhubungan seks, sedangkan pergerakan sperma berbanding terbalik dengan lama tidak berhubungan seks dalam sampel sperma yang buruk saja," kata Dr Eliahu Levitas dalam pertemuan tahunan Masyarakat Eropa Reproduksi Manusia dan Embriologi di Madrid seperti dilansir Altpenis, Jumat (13/1/2012).
Dr Levitas adalah seorang dokter senior di departemen kesuburan dan unit IVF Soroka University Medical Center. Ia mengatakan bahwa kebanyakan klinik kesuburan mengikuti pedoman Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) yang merekomendasikan agar berpantang seks selama dua sampai tujuh hari sebelum menjalani perawatan kesuburan.
"Data kami menantang pantangan ini dalam perawatan infertilitas pria. Apa yang kami temukan tidak begitu relevan rekomendasi tersebut. Pada perawatan bayi tabung di mana hanya satu sperma yang disuntikkan ke dalam telur, kita sebaiknya berusaha mendapatkan kualitas sperma yang terbaik. Untuk pasien, kami sarankan pantangan berhubungan seks idealnya tidak lebih dari dua hari," kata Dr Levitas.
Dr Levitas mengatakan bahwa belum ada kesepakatan yang tegas di antara para peneliti mengapa sperma bisa rusak dan kurang layak. Mungkin disebabkan karena kerusakan DNA oksidatif, misalnya karena merokok atau zat perusak lainnya.
Atau mungkin sperma dari laki-laki yang memiliki sperma buruk lebih rentan terhadap zat perusak, sehingga akan lebih bagus jika sperma menghabiskan waktu yang singkat dalam saluran reproduksi.
Dokter dari Soroka University dan Ben-Gurion University menguji 7.200 sampel air mani untuk mengetahui volume air mani, konsentrasi dan bentuk sperma, serta persentase dan jumlah total sperma yang aktif bergerak.
Sampel dari sekitar 6.000 laki-laki ini sebenarnya diteliti untuk mengetahui tingkat kesuburan pria yang menahan diri tidak berhubungan seks selama dua minggu.
Lebih dari 4.500 sampel memiliki jumlah sperma normal, sementara sisanya dikategorikan buruk terhitung dari tahap ringan, sedang hingga parah. Para peneliti menemukan bahwa ketika volume air mani meningkat karena 11 sampai 14 hari tidak berhubungan seks, bentuk sperma makin memburuk secara bertahap.
Sampel dari pria dengan jumlah sperma yang buruk mulai menurun kualitasnya pada hari kedua dan seterusnya, hingga mencapai titik rendah setelah hari keenam dan semakin memburuk.
"Volume air mani secara signifikan berkorelasi dengan lamanya tidak berhubungan seks, sedangkan pergerakan sperma berbanding terbalik dengan lama tidak berhubungan seks dalam sampel sperma yang buruk saja," kata Dr Eliahu Levitas dalam pertemuan tahunan Masyarakat Eropa Reproduksi Manusia dan Embriologi di Madrid seperti dilansir Altpenis, Jumat (13/1/2012).
Dr Levitas adalah seorang dokter senior di departemen kesuburan dan unit IVF Soroka University Medical Center. Ia mengatakan bahwa kebanyakan klinik kesuburan mengikuti pedoman Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) yang merekomendasikan agar berpantang seks selama dua sampai tujuh hari sebelum menjalani perawatan kesuburan.
"Data kami menantang pantangan ini dalam perawatan infertilitas pria. Apa yang kami temukan tidak begitu relevan rekomendasi tersebut. Pada perawatan bayi tabung di mana hanya satu sperma yang disuntikkan ke dalam telur, kita sebaiknya berusaha mendapatkan kualitas sperma yang terbaik. Untuk pasien, kami sarankan pantangan berhubungan seks idealnya tidak lebih dari dua hari," kata Dr Levitas.
Dr Levitas mengatakan bahwa belum ada kesepakatan yang tegas di antara para peneliti mengapa sperma bisa rusak dan kurang layak. Mungkin disebabkan karena kerusakan DNA oksidatif, misalnya karena merokok atau zat perusak lainnya.
Atau mungkin sperma dari laki-laki yang memiliki sperma buruk lebih rentan terhadap zat perusak, sehingga akan lebih bagus jika sperma menghabiskan waktu yang singkat dalam saluran reproduksi.
- DetikHealth
0 komentar:
Posting Komentar